Kenaikan BBM
17 Mei 2008
Mengerikan.. Amin Rais mengatakan pemerintahan sekarang seperti "Broken Goverment". Nampaknya saya sepakat dengan hal tersebut. Untuk merasakan Broken Heart saja saya sudah sangat frustrasi. Sebagai analogi, Broken Home saja sudah menjadi masalah bagi anak2 dan remaja dengan segala eksesnya. Mereka pasti menjadi korban dari kedua orangtuanya. Sedangkan Broken Goverment pastinya rakyat yang menjadi korban.
Saya cukup miris mendengar para pakar ekonomi berpendapat kebijakan menaikkan BBM adalah sebuah keharusan. Tapi apakah betul..? Hampir kebanyakan ekonom yang saya lihat di TV berpandapat seperti itu dengan alasan untuk menyelamatkan Anggaran / APBN. Seperti yang saya baca dalam sebuah buku "Matinya Ilmu Ekonomi" maka para ekonom tersebut layak menyandang gelar sebagai "ekonom Ortodox". Mereka ini berpikir hanya berdasarkan Ilmu ekonomi semata. Padahal belum tentu rumus2 ekonomi yang mereka terapkan menjadi solusi yang tepat. Mereka hanya bicara bedasarkan ilmu ekonomi yang dipahami berdasarkan rumus2 tertentu namun ilmu sebenarnya cuma setingkat fisika pra newton (seperti yang dikatakan Paul Ormerod penulis buku Matinya Ilmu Ekonomi)
Lihat saja bagaimana IMF atau Bank dunia memberikan resep2 kepada Negara2 yang menjadi pasiennya, semua rancangan yang diberikan kepada negara berkembang yang sedang mengalami krisis salah semua. Termasuk Indonesia sebagai Korban Ilmu ekonomi Ortodox. Lihat malaysia yang tidak mau dikangkangi oleh IMF.!
Maka wajar apabila saat ini banyak ekonom ortodox yang arogan mengatakan harga BBM harus dinaikkan, paling2 Inflasi antara 10-11%. Sekali lagi, ilmu mereka hanya coretan2 kertas. Apakah mereka akan bertanggungjawab nantinya dengan kebijakan yang akan diterapkan..? No, mereka nanti lari tunggang langgang.
Saya masih sedang memilah antara Ekonom Ortodox dengan Ekonom klasik. Ekonom Klasik, sebut saja seperti Adam Smith, Thomas malthus, david ricardo, bahkan Karl marx. Atau beberapa ekonom Muslim seperti Sayid Qutb, Ibnu Khaldun (1332-1406), Ibnu Taymiyah, bahkan Al-Ghazali (w.1111) Al-Maqrizi bahkan Rosullullah. Mereka2 ini adalah ekonom yang memecahkan masalah Ekonomi bukan hanya menggunakan ilmu ekonomi an sich, tapi melibatkan ilmu2 lain (ilmu sosial, Psikologi dll) untuk menyelesaikan masalah ekonomi tersebut. Adam Smith adalah seorang filsuf dan bukan ekonom dalam pengertian saat ini. Namun dialah yang memberikan dasar2 ilmu ekonomi saat ini dengan beberapa karyanya. Thomas Malthus adalah seorang pendeta, david ricardo seorang pengusaha di zaman Napoleon, Karl Marx filosof dan erat dengan Komunisme. Sayid Qutb seorang Ulama, Muhammad Rosulullah SAW seorang Nabi (lihat bagaimana cara Nabi berdagang, untung kecil tapi banyak kostumer). Sepertinya mereka tidak harus bergelar Ekonom. Dan saya pun punya hak berbicara ekonomi walaupun bukan tamatan Sarjana Ekonomi.
Jadi balik lagi ke pada masalah kenaikan BBM, tentunya saya tidak setuju dengan kenaikan BBM dalam waktu dekat ini, bahkan menentangnya (dengan cara berdoa semoga tidak jadi). Sebab kenaikan BBM jelas mempunyai efek domino yang luar biasa. Semua harga barang2 pasti naik, ongkos produksi, ongkos distribusi naik, hanya satu yang turun, yaitu harga diri. Kita saat ini merasakan bahwa tingkat daya beli sudah sangat menurun, gimana kalau barang2 naik lagi..? Maka akan banyak rakyat yang tadinya masih setengah miskin, terjerumus menjadi sungguh2 miskin akibat kebijakan tersebut. Ciri utama ekonom ortodox saat ini adalah mereka akan tega mengambil kebijakan ekonomi tertentu walaupun harus dengan mengorbankan Rakyat. Demi rumus2 hitungan mereka yang sangat salah (dalam kasus ini).
Lalu apa solusinya..?
1. Jika memang subsidi BBM membebankan APBN, maka bisakah pemerintahan ini me-renegosiasikan pembayaran utang luar negeri kita yang mencapai 200 trilyun dalam APBN.? Mungkin bayar 1/2 atau meminta penghapusan utang. Bicara pada kreditur dong, jangan beraninya ke Rakyat. Apalagi utang luar Negeri kebanyakan di Korup Pejabat, bukan oleh Rakyat.!
2. Bawa pulang uang BLBI yang 600 Trilyun lebih itu.!
3. Kurangi Subsisdi pada Perbankan..!
4. Negara ini kaya dengan minyak, mengapa Pertamina malah defisit Produksi dari jutaan barrel berkurang menjadi 900 ribuan barrel saja ? Coba investigasi, dengar2 banyak penyelundupan dengan jumlah besar ke Luar Negeri.! Di Nigeria kenaikan BBM malah membawa kesenangan, Di Rusia kenaikan BBM melahirkan orang2 kaya baru, Di Venezuela, apalagi di Negeri Arab makin nyaman. Mengapa kita negara yang juga kaya minyak menjadi sengsara dengan kenaikan Minyak..!
5. Naikkan Pajak export migas..!
6. Gali sumur minyak baru, refeneri Oil dan jangan kasih ke Asing..!
7. Jika Pemerintah tetap ingin menaikkan BBM, maka naikkan dulu daya beli Masyarakat, tentunya dengan menaikkan Upah Minimum Regional minimal 2,5 Juta rupiah. Menaikkan gaji pegawai negeri, minimal 1/5 gaji DPR. Naikkan Gaji tentara menjadi 5 juta sebulan. Naikkan Gaji guru honorer sesuai UMR diatas. Berikan bantuan pada para Jompo, orang miskin dan anak2 terlantar sehingga mereka hidup layak. Setelah itu semua terealisasi, baru dipersilahkan Pemerintah menaikkan BBM. makanya saya tidak setuju jika harga BBM dinaikkan dalam waktu dekat ini. Cobalah, jangan hanya bisa menaikkan Gaji DPR, menteri dll
8. Dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah, ketimbang menaikkan harga BBM.
Kasihan pak, meskipun Bantuan Langsung Tunai yang berjumlah 100 rb itu diberikan kepada rakyat miskin, itu adalah semu. Dan kalau begini trus memang benar kata Amin rais, "Broken Goverment".
Saya cukup miris mendengar para pakar ekonomi berpendapat kebijakan menaikkan BBM adalah sebuah keharusan. Tapi apakah betul..? Hampir kebanyakan ekonom yang saya lihat di TV berpandapat seperti itu dengan alasan untuk menyelamatkan Anggaran / APBN. Seperti yang saya baca dalam sebuah buku "Matinya Ilmu Ekonomi" maka para ekonom tersebut layak menyandang gelar sebagai "ekonom Ortodox". Mereka ini berpikir hanya berdasarkan Ilmu ekonomi semata. Padahal belum tentu rumus2 ekonomi yang mereka terapkan menjadi solusi yang tepat. Mereka hanya bicara bedasarkan ilmu ekonomi yang dipahami berdasarkan rumus2 tertentu namun ilmu sebenarnya cuma setingkat fisika pra newton (seperti yang dikatakan Paul Ormerod penulis buku Matinya Ilmu Ekonomi)
Lihat saja bagaimana IMF atau Bank dunia memberikan resep2 kepada Negara2 yang menjadi pasiennya, semua rancangan yang diberikan kepada negara berkembang yang sedang mengalami krisis salah semua. Termasuk Indonesia sebagai Korban Ilmu ekonomi Ortodox. Lihat malaysia yang tidak mau dikangkangi oleh IMF.!
Maka wajar apabila saat ini banyak ekonom ortodox yang arogan mengatakan harga BBM harus dinaikkan, paling2 Inflasi antara 10-11%. Sekali lagi, ilmu mereka hanya coretan2 kertas. Apakah mereka akan bertanggungjawab nantinya dengan kebijakan yang akan diterapkan..? No, mereka nanti lari tunggang langgang.
Saya masih sedang memilah antara Ekonom Ortodox dengan Ekonom klasik. Ekonom Klasik, sebut saja seperti Adam Smith, Thomas malthus, david ricardo, bahkan Karl marx. Atau beberapa ekonom Muslim seperti Sayid Qutb, Ibnu Khaldun (1332-1406), Ibnu Taymiyah, bahkan Al-Ghazali (w.1111) Al-Maqrizi bahkan Rosullullah. Mereka2 ini adalah ekonom yang memecahkan masalah Ekonomi bukan hanya menggunakan ilmu ekonomi an sich, tapi melibatkan ilmu2 lain (ilmu sosial, Psikologi dll) untuk menyelesaikan masalah ekonomi tersebut. Adam Smith adalah seorang filsuf dan bukan ekonom dalam pengertian saat ini. Namun dialah yang memberikan dasar2 ilmu ekonomi saat ini dengan beberapa karyanya. Thomas Malthus adalah seorang pendeta, david ricardo seorang pengusaha di zaman Napoleon, Karl Marx filosof dan erat dengan Komunisme. Sayid Qutb seorang Ulama, Muhammad Rosulullah SAW seorang Nabi (lihat bagaimana cara Nabi berdagang, untung kecil tapi banyak kostumer). Sepertinya mereka tidak harus bergelar Ekonom. Dan saya pun punya hak berbicara ekonomi walaupun bukan tamatan Sarjana Ekonomi.
Jadi balik lagi ke pada masalah kenaikan BBM, tentunya saya tidak setuju dengan kenaikan BBM dalam waktu dekat ini, bahkan menentangnya (dengan cara berdoa semoga tidak jadi). Sebab kenaikan BBM jelas mempunyai efek domino yang luar biasa. Semua harga barang2 pasti naik, ongkos produksi, ongkos distribusi naik, hanya satu yang turun, yaitu harga diri. Kita saat ini merasakan bahwa tingkat daya beli sudah sangat menurun, gimana kalau barang2 naik lagi..? Maka akan banyak rakyat yang tadinya masih setengah miskin, terjerumus menjadi sungguh2 miskin akibat kebijakan tersebut. Ciri utama ekonom ortodox saat ini adalah mereka akan tega mengambil kebijakan ekonomi tertentu walaupun harus dengan mengorbankan Rakyat. Demi rumus2 hitungan mereka yang sangat salah (dalam kasus ini).
Lalu apa solusinya..?
1. Jika memang subsidi BBM membebankan APBN, maka bisakah pemerintahan ini me-renegosiasikan pembayaran utang luar negeri kita yang mencapai 200 trilyun dalam APBN.? Mungkin bayar 1/2 atau meminta penghapusan utang. Bicara pada kreditur dong, jangan beraninya ke Rakyat. Apalagi utang luar Negeri kebanyakan di Korup Pejabat, bukan oleh Rakyat.!
2. Bawa pulang uang BLBI yang 600 Trilyun lebih itu.!
3. Kurangi Subsisdi pada Perbankan..!
4. Negara ini kaya dengan minyak, mengapa Pertamina malah defisit Produksi dari jutaan barrel berkurang menjadi 900 ribuan barrel saja ? Coba investigasi, dengar2 banyak penyelundupan dengan jumlah besar ke Luar Negeri.! Di Nigeria kenaikan BBM malah membawa kesenangan, Di Rusia kenaikan BBM melahirkan orang2 kaya baru, Di Venezuela, apalagi di Negeri Arab makin nyaman. Mengapa kita negara yang juga kaya minyak menjadi sengsara dengan kenaikan Minyak..!
5. Naikkan Pajak export migas..!
6. Gali sumur minyak baru, refeneri Oil dan jangan kasih ke Asing..!
7. Jika Pemerintah tetap ingin menaikkan BBM, maka naikkan dulu daya beli Masyarakat, tentunya dengan menaikkan Upah Minimum Regional minimal 2,5 Juta rupiah. Menaikkan gaji pegawai negeri, minimal 1/5 gaji DPR. Naikkan Gaji tentara menjadi 5 juta sebulan. Naikkan Gaji guru honorer sesuai UMR diatas. Berikan bantuan pada para Jompo, orang miskin dan anak2 terlantar sehingga mereka hidup layak. Setelah itu semua terealisasi, baru dipersilahkan Pemerintah menaikkan BBM. makanya saya tidak setuju jika harga BBM dinaikkan dalam waktu dekat ini. Cobalah, jangan hanya bisa menaikkan Gaji DPR, menteri dll
8. Dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah, ketimbang menaikkan harga BBM.
Kasihan pak, meskipun Bantuan Langsung Tunai yang berjumlah 100 rb itu diberikan kepada rakyat miskin, itu adalah semu. Dan kalau begini trus memang benar kata Amin rais, "Broken Goverment".
Minggu, 07 Juni, 2009
Au ah