Idul Fitri yang berbeda  

Bulan Romadhon telah lewat meninggakan kita, yang tersisa adalah hasil dari penempaan di bulan tersebut. Apakah kita sudah menjadi orang yang bertaqwa..? apakah saya sudah..? Biarlah Allah yang menilai itu semua. Namun tak terlepas dari itu, ada banyak keprihatinan dan kebingungan yang ada dalam Umat Islam Indonesia saat ini. Salah satunya yang patut kita bedah adalah masalah Penentuan Jatuhnya Hari Raya Idul Fitri. Hampir disetiap penghujung Bulan Romadhon kita selalu disuguhkan oleh Polemik hari lebaran yang kadang berbeda.. Apakah ini benar-benar Rahmat dari Allah.? mengingat sebagian orang mengatakannya seperti itu. "Perbedaan Adalah Rahmat..?!" Tapi ini urusan Ibadah, semua ditentukan dengan ukuran waktu yang jelas. Padahal bagi orang yang berpuasa disaat hari raya Idul Fitri menjadi Dosa karena hukumnya Haram.! Lalu apakah penentu pergantian bulan dalam Kalender Hijriyah memakai sumber yang berbeda, sehingga hasilnya juga beda..? Seperti kita tahu, bulan dalam kalender hijriyah memakai ukuran peredaran Bulan. Lalu timbul pertanyaan lagi "Bulan kan cuma satu, itu satu2 nya satelit yang mengelilingi bumi. Jika bulan patokannya, mengapa penetapannya tanggal bulan hijriyah bisa berbeda.?

Bedasarkan beberapa pendapat yang saya comot dari sana sini, awal bulan dalam sistem Almanak Hijriyah adalah adanya tanda Hilal. Bulan Sabit atau Crescent atau Hilal terlihat hampir bersamaan atau sesaat setelah Matahari terbenam di ufuk barat. Peristiwa Hilal pada prinsipnya dapat dilihat dari hampir seluruh muka bumi, namun penampakan hilal terbaik hanya dapat diamati (ru'yat) dari satu titik dimuka bumi atau sekurang2nya dari satu wilayah yang sangat sempit. Bisa menggunakan alat bantu optikal (teleskop). Mengenai tehnisnya, saya rasa sudah banyak Ahli Ru'yat di Indonesia jadi saya tidak akan menulisnya secara detail.

Dari sudut pandang Fikih, terdapat dua pendapat mengenai Hilal.

1. Ittihadul Matla' (Unity of the Crescent) yaitu jika Hilal dapat dilihat disuatu tempat di muka Bumi, maka sesungguhnya seluruh muka bumi dianggap juga mengalami penampakan Hilal. dan penampakan hilal tersebut dijadikan dasar penetapan awal bulan, idealnya penampakan hilal didapat dari tempat penampakan hilal terbaik (The Best Crescent visibility).

2. Ikhtilaful Matla' (Different Crescent) beranggapan bahwa penampakan hilal dapat terjadi pada hari yang berbeda bagi daerah yang berbeda, sehingga awal bulan dapat berbeda antara daerah yang satu dengan yang lainnya.

JIka dari sudut pandang Fikih seperti ini, pantaslah terjadi perbedaan di kalangan umat islam dalam penentuan tanggal Hari Raya Idul Fitri. Lalu masih adakah jalan keluarnya..?

KONVENSI ISTAMBUL 1978

Konvensi Istambul ditetapkan oleh MUsyawarah Ahli Hisab dan Ru'yat di Istambul, Turki pada tahun 1978 yang dihadiri oleh wakil-wakil dari 19 Negara Islam (termasuk Indonesia) ditambah dengan tiga Lembaga Kegiatan Masyarakat Islam di timur tengah dan eropa. Adapun butir Konvensi Istambul yang terpenting adalah: " APABILA BULAN (maksudnya 'bulan sabit' atau 'hilal') TELAH KELIHATAN DISUATU NEGERI. BERARTI SEMUA NEGERI MELIHATNYA". Selain itu konvensi Istambul memberikan Mandat kepada Mekkah sebagai patokan atau tempat standar untuk me ru'yat hilal dan kemudian menyebarluaskan hasil ru'yat tersebut kepada seluruh dunia. Oleh karena itu diserukan kepada Umat Islam Indonesia untuk kembali konsekwen dan konsisten terhadap kesepakatan yang telah dicapai dalam konvensi Istambul. Hal ini juga berkait dengan sistem pergantian hari yang sekarang ini masih kita adopsi dari Stanford Fleming & Charles F. Dowd yang menggunakan pergantian hari ditengah malam dan sistem tata waktu GMT (greenwich Mean Time). Padahal jika kita menggunakan Kalender Hijriyah, maka pergantian hari berawal dari penampakan Hilal yang terjadi kira2 bertepatan atau sesaat setelah Matahari terbenam dan sistem tata waktu yang didasarkan pada "Meredian Nol Ka'bah" atau dapat disebut KUT (Ka'bah Universal Time). Ini akan menjadi solusi Sistem Kalender/almanak kita, sehingga jangan ada lagi perbedaan dalam penentuan Hari Raya Idul Fitri dan Hari2 besar Islam lainnya.

0 komentar: to “ Idul Fitri yang berbeda