Pemain Sepak bola Muslim yang bermain di Liga Eropa tentang Puasa  

Dilema Ramadan di tengah ketatnya jadwal kompetisi di Eropa.


Cedera lutut menderanya saat persiapan pramusim. Javad Nekounam tak bisa memperkuat Osasuna minimal enam bulan. Dari tempat rehabilitasinya di Jerman, gelandang asal Iran itu masih bisa bersyukur. "Paling tidak, tahun ini saya dapat berpuasa dengan baik sebulan penuh," katanya setelah melakukan operasi di Augsburg, akhir Agustus lalu.

Musim lalu--musim pertamanya di Primera La Liga Spanyol--pemain berusia 27 tahun itu tak nyaman menikmati Ramadan-nya. Nekounam harus "berbagi fisik" antara berpuasa dan ketatnya jadwal Primera La Liga, Piala Raja, juga Piala UEFA.

Bila Nekounam bisa "lari" untuk sementara dari dilema itu, tak demikian dengan Yaya Toure dan Eric Abidal (Barcelona), Mahamadou Diarra (Real Madrid), Mohammed "Moha" Yaacoubi (Espanyol), serta empat pemain Sevilla: Frederic Kanoute, Seydou Keita, Arouna Kone, dan Khalid Boulahrouz. Mereka sebagian pemain muslim di Liga Spanyol.

Kanoute dan Diarra, dua pemain berkebangsaan Mali, menempuh jalan seperti Nekounam bila Ramadan tiba. Mereka tetap berpuasa meski pada hari pertandingan. "Puasa tidak membuat kondisi fisik saya menurun," kata Nekounam.

Sedikit berbeda dengan yang dilakukan Kanoute. Bila pertandingan diadakan sore hari, dia tidak puasa. Tapi bila jadwalnya malam, penyerang kelahiran Prancis itu berpuasa. "Bila pertandingan malam hari, saya masih bisa berbuka sebelum kickoff."

Kanoute, 30 tahun, mengenal Islam pada awal usia 20-an dan setelah itu menganutnya dengan taat. Musim lalu, mantan aktivis sebuah masjid di London--home base mantan klubnya, Tottenham Hotspur--itu menolak mengenakan kostum Sevilla yang berlogo rumah judi 888.com. Toh, Kanoute tak kuasa melawan ketatnya jadwal Sevilla pada Ramadan.

Franck Ribery, 24 tahun, juga dikenal taat beribadah sejak pindah agama beberapa tahun lalu. "Islam memberi saya kekuatan di atas lapangan," ujar pemain Prancis yang merumput di Liga Jerman bersama Bayern Muenchen itu.

Ribery mendapat nama muslim, Bilal, sama dengan sahabatnya, Eric Abidal. Dia menikah dengan perempuan keturunan Aljazair, Wahibah, dan dikaruniai seorang putri, Hizya. Ternyata Ribery setali tiga uang dengan Kanoute. "Saya berpuasa bila tak ada pertandingan dan tak berpuasa bila Muenchen bermain."

Di Jerman, pemain muslim seperti Ribery sangat banyak. Di Muenchen, contohnya, selain Ribery, ada Hamit Altintop. Arminia Bielefeld punya seorang pemain muslim yang berbeda pandangan dengan Ribery. Namanya Abdelaziz Ahanhouf.

"Saya ingin menggapai surga," kata pemain asal Maroko itu. "Karena itu saya harus menjalankan puasa Ramadan tanpa ada pengecualian."

Yaya Toure juga muslim yang taat. "Saya beragama Islam," adalah kalimat pertamanya ketika tiba di Barcelona dari AS Monaco tiga bulan lalu. Tapi Yaya Toure memilih pendekatan yang "moderat" soal puasa pada Ramadan.

"Sebagai pemain profesional, penting bagi saya untuk menjaga kondisi. Saya tak ingin fisik saya menurun saat harus bermain," tutur pemain asal Pantai Gading berusia 24 tahun tersebut. Yaya tak berpuasa pada hari pertandingan.

Pandangan Yaya sama dengan kakaknya, Kolo Toure, stopper Arsenal. "Bila Anda dituntut memberikan yang terbaik bagi klub, Anda harus cukup makan agar kuat," ucap kapten kedua Arsenal itu. "Tuhan pasti mengerti."

Di Arsenal, Kolo Toure bukan satu-satunya pemain yang harus berpuasa saat Ramadan. Beberapa pemain Arsenal lain juga beragama Islam: Abou Diaby, Bacary Sagna, Lassana Diarra, Armand Traore, serta Robin van Persie, penyerang asal Belanda yang berganti agama karena pernikahan.

Sebagian besar pemain tersebut taat berpuasa selama Ramadan meski dengan penyesuaian di sana-sini. Baik bagi pemain yang berpuasa penuh maupun yang berpuasa bila tidak pada hari pertandingan, pihak klub memberikan perlakuan khusus kepada mereka.

Salah satu yang harus memutar otak lebih keras adalah tim fisik Sevilla, duet pelatih fisik Marks Alvarez dan Ramon Orellana, serta ahli gizi Antonio Escribano. Setelah Kanoute bergabung dua musim lalu, musim ini mereka kedatangan tiga pemain muslim lainnya.

Meski begitu, menurut Alvarez, dia dan Orellana tak banyak mengubah program latihan fisik bagi Kanoute, Keita, Kone, dan Boulahrouz. "Itu tugas Escribano untuk memberi asupan gizi khusus, mengontrol gizi mereka selama Ramadan."

"Dan untungnya," lanjut Alvarez, "kami selalu melakukan latihan pada pagi hari sesudah para pemain mendapat makan pagi (sahur) yang cukup meski, tentu saja, pada siang hari mereka berisiko terkena dehidrasi karena udara panas."

Perlakuan khusus seperti itu juga ada di Hibernian, klub dari Liga Skotlandia. Pelatih fisik klub tersebut, Roger Propsos, pernah menangani tim nasional Maroko. Pelatih asal Prancis itu punya pengalaman melatih pemain muslim pada Ramadan. Dan Hibernian memiliki dua pemain asal Maroko yang beragama Islam: Abdessalam Benjelloun dan Merouane Zemmama.

"Kami telah membuat program khusus bagi mereka berdua," tulis Hibernian dalam pengumuman resminya, Sabtu pekan lalu, hari ketiga puasa. Menurut Propos, latihan fisik bagi Benjelloun dan Zemmama dia pisahkan dari pemain lain. "Saya memberikan makanan khusus dan latihan khusus yang sebagian besar pada petang hari."

Dalam hal ini, tim fisik dan gizi Espanyol tak perlu repot-repot. Pemain muslimnya, Moha, tak pernah berpuasa Ramadan. Gelandang asal Maroko itu sudah tujuh musim merumput di Liga Spanyol, berpindah-pindah klub dari Osasuna, Levante, dan mulai musim ini di Espanyol. "Saya akan mengganti puasa saya pada bulan lainnya saat libur kompetisi," katanya berjanji.

Berikut adalah pemain2 muslim di Liga Eropa..

Zinedine Yazid Zidane
Kolo & Yaya Toure (Man City & Barcelona)
Samir Nasri (Arsenal)
Robin Van Persie (Arsenal)
Abou Diaby (Arsenal)
Bacary Sagna (Arsenal)
Nicholas anelka (Chelsea)
Mohammed "Momo" Sissoko (Juventus)
Ahmed Mido Hossam (Boro)
Hossam Ghaly (Totteham Hotspurs)
Franck "Bilal" Riberry (Bayern Muenchen)
Hamit & Halil Antiltop (Bayern Muenchen & Shalke 04)
Frederik Kanoute (Sevilla)
Mahamaddou Diarra (Real Madrid)
Eric Abidal (Barcelona)
Nuri Sahin (Feyenoord Rotterdam)
Sulley Ali Muntari (Inter)
Zlatan Ibrahimovic (Barca)
Hassan "Brazzo" Salihamidzic (Juventus)
Khalid Boulahrouz (Sevilla)
Salomon Kalou (Chelsea)
El-Hadji Diouf (Bolton)
Diomanssy Kamara (Fulham)
Mohammed Kallon (Al-Ittihad ext. Inter & Monaco)
Emre Belozoglu (Newcastle)
Karim Benzema
Mohammadou diara
Lassana Diara
Siedou Kieta
Thierry Henry (Barcelona)..?
Saya yakin masih ada lagi..

1 komentar: to “ Pemain Sepak bola Muslim yang bermain di Liga Eropa tentang Puasa

  • Anonim
    Kamis, 21 Februari, 2008  

    makasi yas ekarang baru tau yg Robin Van persie itu ternyata muslim..hehe

    btw,al fatihah untuk kakaknya bacary sagna yg baru meninggal dunia.saya betul2 takjub dia malah masih bisa main dengan bagus sekali lawan ac milan